PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memasang alat pendeteksi tsunami berupa bouy disekitar komplek Gunung Anak Krakatau (GAK). Hal itu dikatakan Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly saat menghadiri Sekolah Lapang di Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Selasa (9/4).
Sadly mengungkapkan, selama ini hampir 95 persen bencana tsunami terjadi diakibatkan oleh gempa tektonik. Sedangkan tsunami yang terjadi akibat erupsi gunung hanya beberapa persen saja.
Namun hingga saat ini belum ada negara yang menggunakan alat pendeteksi tsunami yang diakibatkan oleh erupsi gunung atau vulkanik.
“Alhamdulilah Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan kami akan memasang alat bouy Tsunami buatan dalam negeri generasi ketiga pada hari Rabu besok. Dari tiga itu, satu di dekat Gunung Anak Krakatau yang lainnya di wilayah Mega Trush Selat Sunda,” kata Sadly.
“Apabila terjadi gelombang tinggi, alat tersebut akan segera mengirim sinyal peringatan ke pusat BMKG, karena kami melakukan pantauan selama 24 jam tujuh hari kerja,” bebernya.
Bencana tsunami di Pandeglang Desember lalu, memberikan pelajaran untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut sehingga apabila terjadi tsunami tanpa ada gempa dapat terdeteksi.
“Kita akan melakukan pengkajian karena kami yakin negara secanggih Jepang pun belum menggunakan alat seperti itu,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita bersyukur Kabupaten Pandeglang menjadi bagian dari 30 titik mitigasi bencana yang dilakukan BMKG di seluruh Indonesia.
“Kami bersyukur ini perhatian besar dari BMKG untuk kita. Yang paling utama kita jangan panik, kejadian ini pelajaran bagi kita, saya juga akan buat regulasi agar homestay yang ada dibibir pantai tidak dijadikan untuk hunian,” kata Irna. (Red-02).