PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang nampaknya sangat berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten lebih bijak dalam pemberian Bantuan Keungan (Bankeu) untuk tahun 2017.
Pasalnya tahun 2016 ini Pemkab Pandeglang hanya mendapat Bankeu sebesar Rp. 46 miliar, jauh berkurang dari tahun 2015 yang sebesar Rp. 64 miliar.
Ironisnya, jumlah Bankeu yang diperoleh Pemkab Pandeglang tersebut jauh lebih kecil dari yang diperoleh Pemkab Lebak, yang pada tahun 2016 ini mencapai Rp. 123 miliar. Padahal dua kabupaten tersebut sama-sama tergolong kabupaten tertinggal.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pandeglang, Utuy Setiadi mengaku, pihaknya sudah memperhitungkan dengan matang seluruh usulan anggaran dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai acuan usulan Bankeu ke Pemprov Banten.
“PAD (Pendapatan Asli Daerah – red) Pandeglang itu kecil, daerahnya masih tertinggal dan infrastrukturnya juga masih buruk. Selain itu sebaran penduduknya juga jauh karena daerahnya yang begitu luas. Mudah-mudahan itu semua jadi pertimbangan Pemprov untuk mengucurkan Bankeu yang lebih besar tahun 2017 nanti,” papar Utuy saat ditemui BantenHeadline.com di ruang kerjanya, Kamis (13/10).
Utuy juga berharap Pemprov Banten dapat membedakan kebutuhan keuangan Pandeglang yang jauh lebih besar, karena wilayahnya masih tertinggal. Kondisi tersebut sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Banten, seperti Kota Tangsel atau Kota Cilegon yang sebagian besar kebutuhan keuangannya bisa dibantu oleh pihak swasta.
“Tangerang, Cilegon dan Serang memiliki kawasan industri sehingga pembangunan infrastrukturnya banyak dibantu oleh pihak swasta. Sementara Pandeglang ini tidak diminati oleh investor, akibatnya seluruh biaya pembangunan harus kami tanggung sendiri,” keluhnya. (Red – 02).