PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Angka kelahiran anak di Kabupaten Pandeglang masih tergolong tinggi. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang mencatat, angka kelahiran di Pandeglang mencapai 2.88 persen. Padahal secara rata-rata nasional, angka kelahiran hanya sebesar 2.30 persen.
“Angka kelahiran di Pandeglang masih tinggi, berkisar 2.88, sedangkan nasional 2.3. Kita harus turunkan kembali, termasuk LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk). Karena di kita, kesadaran masyarakat dalam menerapkan program KB (Keluarga Berencana) masih rendah,” ujar Sekretaris BP3AKB Kabupaten Pandeglang, Mohamad Kabir.
Menurutnya, meski kini presentase kesadaran ber KB telah menyentuh diangka 68 persen, namun Ia menilai hal tersebut masih belum cukup untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Dimana saat ini, rata-rata jumlah anak dalam 1 keluarga berkisar 3 hingga 4 anak.
“Kendala yang dihadapi dalam menekan laju angka kelahiran anak, yakni persoalan minimnya petugas. Dimana kita hanya ada 50 orang tenaga penyuluh. Sementara desa di kita ada 339 desa. Jumlah ini jauh dari ideal, lantaran 1 penyuluh harus membina 3 sampai 4 desa. Bahkan ada penyuluh yang harus membina 1 kecamatan. Padahal idealnya, 1 penyuluh hanya membina 2 desa,” beber Kabir.
Kabir menyebutkan, Kecamatan Cikeusik dan Labuan menjadi daerah yang paling tinggi angka kelahirannya. Dirinya pun tidak mengelak jika daerah pedesaan menjadi lokasi yang rawan akan ledakan penduduk, yang disebabkan minimnya informasi tentang KB.
“Daerah Cikeusik, dan Labuan masih tinggi angka kelahirannya. Terutama di wilayah pedesaan, dikarenakan kesadaran untuk Ber KB masib rendah, sehingga mempengaruhi kesadaran mereka untuk membentuk keluarga yang ideal,” ungkapnya seraya menegaskan BP3AKB akan berkomitmen menurunkan Angka pernikahan di usia muda.(Red-02)