SERANG, BantenHeadline.com – Sejak awal, pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Banten nomor urut 1, Wahidin Halim-Andika Hazrumy (WH-Andika) menolak keras paham komunisme masuk ke Banten. Namun ironisnya, sikap tersebut ternyata telah membuat gerah pasangan Cagub-Cawagub Banten nomor urut 2, Rano Karno-Embay Mulya Syarief (RK-Embay).
Saat Debat Kandidat, WH memaparkan program kesehatan gratis yang diyakini dapat diterapkan bagi masyarakat Banten. Namun sayangnya, RK-Embay yang tak paham atas pemaparan program tersebut, malah mencoba menghembuskan propaganda dengan menuding WH-Andika telah mengamini paham komunis.
Untuk diketahui, saat debat tersebut WH menyampaikan bahwa dirinya pernah bertandang ke Kuba dan Korea Utara, negara yang berhasil dalam pelayan kesehatan.
“Saya pernah ke Kuba dan Korea Utara, pelayan kesehatan di sana sungguh bagus, rakyat diberikan berobat gratis. Saat itu saya berfikir, sewaktu-waktu nanti saya jadi pemimpin pemerintahan, alangkah baiknya kalau berobat gratis kepada rakyat diterapkan.. Program berobat gratis tersebut sudah diterapkan ketika saya menjadi Walikota Tangerang selama dua periode dan itu membuat rakyat senang,” ujar WH dalam debat.
Gagal pemahaman inilah yang kemudian menjadikan pasangan RK-Embay melakukan propaganda. Pernyataan WH bahwa ‘program tersebut dilaksanakan Kuba dan Korea Utara’, kemudian diplintir Rano sebagai upaya mengadopsi paham komunis. Sejumlah media massa cetak dan on-line kemudian memberitakan bahwa pasangan Rano-Embay menentang rencana program pendidikan dan kesehatan gratis, dengan pemahaman bahwa bahwa program pro rakyat tersebut diadopsi dari Kuba dan Korut.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Banten Fitron Nur Ikhsan menilai, penolakan Rano-Embay terkait gagasan pendidikan dan kesehatam gratis tidak relevan dengan niat baik pasangan WH-Andika.
“Kekhawatiran mereka aneh. Boleh saja mereka melakukan klarifikasi akan isu komunisme, tapi tidak mesti dibawa ke urusan Kuba dan Korut sebagaimana statement Pak WH soal meniru layanan kesehatan,” kata Fitron kepada wartawan, di Kota Serang, Selasa (07/02).
Fitron menambahkan, kedua negara tersebut dikuasi partai komunis yang tidak terlalu kaya dibandingkan Indonesia.
“Secara politik, klarifikasi Rano-Embay seperti mengharapkan pantulan efek bola karambol,” imbuh Fitron.
Sekjen DPD Partai Golkar Banten Bahrul Ulum menilai, mengambil nilai-nilai positif dari mana pun adalah sesuatu hal yang baik.
“Tidak perlu dibesar-besarkan dan ‘lebay’ terkait pelayanan kesehatan model seperti apa dan dari mana. Bukankah hadist Nabi mengatakan bahwa undzur maqola wala tandzur man’kola. Selama tidak menyingkirkan ajaran Islam dan nilai-nilai Pancasila, kenapa dipersoalkan?,” ujarnya. (Red – 05).