KABUPATEN SERANG, BantenHeadline.com – Pemkab Serang mengapresiasi kehadiran para Taruna Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitada) ke 38, yang melakukan pengabdian masyarakat selama 40 hari di Kabupaten Serang, sebagai tugas akhir dari masa pendidikan 4 tahun sebelum dilantik Presiden.
Pasalnya, selain membantu program pemerintah, Taruna Latsitada juga dapat memotivasi warga setempat untuk menempuh pendidikan akademi seperti Akademi TNI, Akademi Kepolisian dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Hal itu dikatakan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat menghadiri kegiatan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa di Desa Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal, Rabu (18/04/2018), yang dihadiri pula oleh Wakil Komandan Jendral (Wadanjen) Akademi TNI, Mayjen TNI Dody Wisodo Hargo S, Komandan Kodim (Dandim) 0602 Serang Letkol CZI Harry Praptomo serta sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Serang dan para Taruna Latsitada ‘38.
Tatu menjelaskan, program perbaikan infrastrukutur dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) merupakan prioritas bagi Pemkab Serang yang saat ini dikerjasamakan dengan Taruna Latsitarda.
“Selain itu, kerjasama juga dilakukan untuk pengobatan gratis, donor darah, bazar sembako murah dan pelayanan masyarakat keliling di sini,” ujar Tatu saat ditemui di lokasi bakti sosial.
Menurutnya kegiatan tersebut memperkuat arti pengabdian masyarakat para taruna, dan membantu pelaksanaan program Pemkab Serang dalam upaya percepatan pembangunan.
“Melalui kegiatan ini kita mengetahui apa yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena kita juga melakukan pelayanan keliling hingga masuk ke desa,” ujar Bupati Tatu.
Senada dengan pernyataan Bupati, Dandim 0602 Serang Letkol CZI Harry Praptomo membenarkan, bahwa kehadiran Taruna di masyarakat juga sebagai sosialisasi keberadaan Akademi TNI, Polri dan IPDN sekaligus untuk memotivasi para lulusan SMA di daerah.
“Mereka tersebar di Kecamatan Pamarayan, Petir, Cikeusal,dan Tunjung Teja, melakukan perbaikan infrstrukur dan RTLH,” kata Dandim.
Masih kata Harry, pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yang mutlak harus diikuti para Taruna. Mereka yang dalam kegiatan tersebut didapati bermasalah, akan dikenai sanksi cukup berat, seperti penundaan pelantikan atau bahkan dikeluarkan dari akademi.
“Latsitarda ini menjadi tahap terakhir mereka sebelum dilantik. Tugas kita bersama untuk menjaga Taruna tersebut agar bisa menyelesaikan tugas mereka dengan baik,” pungkasnya. (Red-05).