PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Wacana Pemerintah Pusat yang akan membuka keran impor beras masuk ke Indonesia ditentang keras oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pandeglang. KTNA menilai, jika impor beras direalisasi, maka akan memengaruhi harga gabah sehingga petani akan merugi.
KTNA memastikan pada bulan Februari mendatang, sejumlah wilayah sentra padi di Pandeglang akan mulai melakukan panen. Sedangkan jika impor dilakukan saat-saat ini, maka panen petani akan sia-sia.
“Di Pandeglang ini sudah mulai pada panen dan puncaknya pada bulan Februari. Kalau diakhir bulan Januari impor beras maka harganya akan jatuh, makanya kami sangat kecewa sekali kalau rencana itu direalisasikan. Seolah-olah tidak menghargai jeri payah para petani menanam padi. Jadi kasih kesempatan petani untuk menuai panen,” kata Ketua KTNA Pandeglang, Anton Khaerulsamsi, Senin (15/1).
Di Pandeglang sendiri terdapat beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil gabah paling tinggi seperti Kecamatan Cimanuk, Panimbang, Sobang, Cikeusik dan Patia.
Oleh karena itu, Ia mendesak agar pemerintah mempertimbangkan wacana tersebut. Anton menekankan agar pemerintah menghargai usaha petani Pandeglang yang sudah berupaya memenuhi kebutuhan pangan lokal dan nasional.
“Saat ini petani sendiri sedang dihadapkan dengan musim penghujan. Banyak gabah milik petani yang terpaksa tidak bisa dikeringkan. Sehingga bila ditambah dengan dibukanya keran beras impor maka bisa dipastikan petani akan merugi,” terang anggota Komisi III DPRD Pandeglang itu.
Meski begitu, ia meyakinkan bahwa stok beras untuk kawasan Pandeglang dalam kondisi memadai. Jika pun harga beras saat ini tinggi, karena lebih dipengaruhi harga pasar nasional.
“Untuk menekan harga beras, solusinya bagaimana Bulog bisa membeli gabah dari petani baik gabah kering maupun gabah basah dengan harga yang sesuai,” sarannya. (Red-02).