PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban, bersama Ketua DPRD Pandeglang, Gunawan, meninjau ketersediaan air di sumber mata air milik PDAM Tirta Berkah Pandeglang, yang berada di Kelurahan Pagadungan Kecamatan Karang Tanjung, Rabu (20/9).
Hal itu dilakukan untuk menanggulangi kekeringan yang terjadi disejumlah kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
Menurut Tanto, selama ini PDAM dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah berupaya mendistribusikan air ke titik yang dilanda kekeringan dengan baik. Bahkan pasokan air di sumber mata air Karangtanjung dianggap sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan air. Hanya saja terkendala kendaraan yang terbatas, sehingga tidak semua wilayah yang terdampak bisa langsung ditangani.
“Yang terpenting kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi. Hanya saja kami kesulitan dari kendaraannya,” ucap Tanto saat usai melakukan peninjauan.
Tanto menambahkan, kebutuhan air PDAM sangat tinggi, seiring dengan jumlah kebutuhan masyarakat yang terus bertambah. Sementara delapan titik sumber mata air milik PDAM belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Tapi tadi ada kabar baik dari Pak Direktur PDAM, Tahun ini ada 20 potensi mata air yang akan dibangun. Mudah-mudahan bisa mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu Ketua DPRD Pandeglang, Gunawan mengaku sudah mengingatkan pihak terkait untuk mengantisipasi masalah kekeringan. Dirinya pun berupaya menjalin koordinasi secepat mungkin dengan Wabup dan PDAM.
“Untuk kekeringan jauh-jauh hari saya sudah ngomong. Alhamdulilah sudah dibantu keinginan masyarakat,” ujarnya.
Perihal terbatasnya armada pengangkut air saat ini, dewan akan mengkaji terlebih dahulu bentuk bantuan yang akan diajukan ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Selama itu aturannya masih bisa dan permohonannya apa, coba lihat dulu kita ke BUMD itu bentuknya apa, kayak kemarin kita pinjam pakai,” ujarnya.
Ditempat yang sama Direktur PDAM Tirta Berkah Pandeglang, Ujang Sumawinata menjelaskan bahwa PDAM selalu memantau wilayah kekeringan selama 24 Jam. Akan tetapi, PDAM hanya diberi kewenangan untuk memegang empat kecamatan yang terkena dampak kekeringan.
“Wilayah selatan kami yang mendistribusikan air. Sedangkan untuk wilayah utara BPBD, jadi kami bagi tugas,” ungkapnya.
Ujang membenarkan perihal keterbatasan armada, menjadi kendala terbesar dalam penyaluran bantuan air bersih. Padahal sumber mata air yang dimiliki mampu menghasilkan air dengan kapasitas yang dinilai mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kami di PDAM, hanya punya 3 mobil. 2 di Pandeglang dan 1 lagi di Labuan. Itu pun kan harus dibagi untuk mengirim pesanan pelanggan juga,” keluh Ujang. (Red-02)