PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyuarakan agar anak-anak, khususnya para pelajar untuk tidak menirukan adegan yang kini tengah menjadi viral, Skip Challenge.
Seruan itu disuarakan Irna dalam sebuah aplikasi media sosial 140 karakter, Twitter melalui akun pribadinya @IrnaDimyati99. Dalam cuitannya yang diunggah pada hari Minggu, (12/3) tepat pukul 23.33 WIB itu, Irna meminta agar para orang tua mengingatkan anak-anaknya untuk tidak meniru adegan digambar yang ia lampirkan.
Tak lupa, bupati wanita pertama Pandeglang itu juga turut me-mention akun Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang, Salman Sunardi, akun Pemkab Pandeglang, DPR RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga sang Menteri, Muhadjar Effendi.
“ingatkan anak2 kt jgn tiru adegan spt ini! #stopskipchallenge @SunardiSalman @kominfopdglng @Kemendikbud_RI Mendikbud @muhadjir_ef @DPR_RI,” begitu cuit Irna yang seolah menunjukkan peringatan keras.
Adegan Skip Challenge atau dikenal juga dengan istilah pass out challenge ini memang tengah booming dikalangan pelajar. Di mana dalam penerapannya, seseorang ditantang ditahan bagian dadanya untuk tidak bernapas dalam waktu beberapa detik.
Bukannya menuai pujian, tren ini malah dikecam oleh banyak orang lantaran membahayakan, bahkan bisa merenggut nyawa. Di dunia maya pun, tagar #SkipChallenge ramai dibicarakan netizen namun dengan nada hujatan.
Efek penekanan pada bagian dada akan mengganggu aliran darah dan asupan oksigen ke otak. Dampaknya anak yang ditekan akan mulai alami gejala asfiksia (kekurangan oksigen) dan hilang kesadaran.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Siska Danny, menuturkan, kekurangan oksigen di otak akibat Skip Challenge selama lebih dari 4 menit saja sudah dapat menyebabkan rusaknya jaringan otak atau saraf pusat.
“Jaringan saraf merupakan jaringan yang tidak mampu memperbaiki diri kalau rusak. Jadi begitu rusak ya rusak,” kata Siska.
Meski di Indonesia belum dilaporkan adanya korban jiwa, namun permainan yang awal populer di Amerika Serikat ini telah merenggut lebih dari ratusan korban jiwa. Menurut data yang diungkap laman GASP, hampir 1.000 orang meninggal akibat pass out challenge ini sejak tahun 1934. Mirisnya, sebagian besar korban tersebut adalah anak-anak.
Oleh karena itu, sudah semestinya orangtua, guru atau staf pengajar, juga kepala sekolah, diharapkan menyadari bahayanya Skip Challenge ini dan diharapkan bisa segera mengeluarkan imbauan untuk melarang anak didiknya mengikuti tantangan Skip Challenge. (Red-02).