SERANG, BantenHeadline.com – Perekonomian Provinsi Banten pada triwulan I 2016 tumbuh 5,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang tercatat 4,87% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Banten juga lebih tinggi dibandingkan nasional yaitu 4,92%(yoy).
“Peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor menjadi faktor pendorong pertumbuhan perekonomian Provinsi Banten. Meskipun demikian, konsumsi pemerintah dan lembaga nirlaba tercatat masih mengalami perlambatan di triwulan I-2016,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Banten, Budiharto Setiyawan, Jumat (27/5)
“Peningkatan konsumsi didorong membaiknya daya beli masyarakat yang didorong oleh pencapaian inflasi yang relatif lebih rendah pada triwulan I 2016 dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sehingga tumbuh 5,51%(yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2015 yaitu 5,43%(yoy),” sambung Budhiharto.
Selanjutnya, Budi mengatakan, investasi di Provinsi Banten meningkat ditopang oleh investasi swasta yang ditunjukkan oleh peningkatan investasi baru terlihat dari pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). PMDN di Triwulan I-2016 tumbuh 430,80%(yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV-2015 yaitu 94,52%(yoy).
“Sedangkan untuk PMA di Triwulan I-2016 tumbuh 83,63%(yoy) meningkat dibandingkan Triwulan IV-2015 yaitu 80,61%(yoy).Di sisi lain, prosentase realisasi investasi pemerintah daerah yang dicerminkan olehrealisasi belanja modal masih relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu berkisar 3%,” katanya.
Secara umum, kata Budhiharto, kondisi ekspor impor Provinsi Banten pada triwulan I-2016 lebih banyak ditopang oleh ekspor impor antar daerah. Meskipun demikian, ekspor impor luar negeri juga menunjukkan perbaikan pada beberapa komoditas walau masih berada dalam fase kontraksi.Komoditas ekspor yang tumbuh positif di Triwulan I-2016 adalah alas kaki, pakaian jadi, bahan dari karet dan olahan plastik.
“Membaiknya ekspor luar negeri ditujukan ke negara – negara di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Sementara itu ekspor ke Tiongkok masih mengalami penurunan,” katanya.
Dari sisi penawaran, tambah Budhiharto, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I-2016 ditopang oleh lapangan usaha industri pengolahan, transportasi &pergudangan, real estate dan pertanian yang menunjukkan peningkatan. Sementara itu, lapangan usaha konstruksi tumbuh lebih lambat khususnya untuk pembangunan infrastruktur dan properti. Demikian juga dengan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh melambat.
Selanjutnya, membaiknya industri pengolahan merupakan dampak dari permintaan yang meningkat baik domestik maupun luar negeri. Hal ini juga ditunjukkan dengan peningkatan kapasitas utilisasi mesin dan peningkatan pertumbuhan kredit untuk industri pengolahan di Banten.
“Berdasarkan data pertumbuhan Industri Besar dan Sedang (IBS) , terdapat beberapa sub kategori di lapangan usaha industri pengolahan, yang menunjukkan peningkatan kinerja pada triwulan I-2016 diantaranya adalah industri kimia, barang logam, logam dasar, pakaian jadi dan minuman,” pungkasnya. (Red/rls)