SERANG, BantenHeadline.com – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian akan terus mendorong produksi cabai lokal untuk memenuhi tambahan kebutuhah di Provinsi Banten pada tahun 2016 ini. Gubernur Banten Rano Karno menegaskan, kebutuhan konsumsi masyarakat banten terhadap komoditas cabai sebesar 2,49 kg per kapita per tahun atau sebesar 30.399 ton per tahun dari total penduduk Banten.
“Pada tahun 2016 ini saja Banten masih membutuhkan 19.735 ton atau sebesar 64,89 persen,” kata Rano pada acara Gebyar Temu Lapangan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Hortikultura dan Panen Cabai merah di Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Kamis (26/5).
Maka dari itu, Rano mengajak kepada para petani di Banten untuk terus meningkatkan produktivitasnya. Menurutnya, pemerintah akan mendorong dan membantu para petani agar mampu meningkatkan hasil panen. “Para petani akan kami bantu, salah satunya melalui sekolah lapang pengendalian hama terpadu,” ujarnya.
Melalui dinas terkait, kata Gubernur, sekenario rancangan peningkatan produksi cabai telah disusun dan disosialisasikan ke Kabupaten dan Kota dan dengan berbagai asumsi input produksi yang diharapkan. “Semoga rancangan ini dapat dicapai apabila diikuti dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas dari semua pihak terkait. Kepada petani ayo kita bangun provinsi ini dengan kemampuan yang kita miliki,” kata Rano.
Menurutnya, berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat memberikan tambahan produksi cabai tahun 2016 ini, diantaranya dengan adanya program pengenbangan kawasan aneka cabai seluas 347 hektar serta bantuan sarana produksi budidaya cabai yang tersebar di seluruh wilayah provinsi banten. “Dengan program pengembangan kawasan budidaya cabai ini diharapkan adanya peningkatan produksi cabai pada tahun ini sebesar 3.553 ton,” sebutnya
Gubernur menilai, untuk kebutuhan hari keagamaan dan nasional terutama bulan ramadhan dan idul fitri, konsumsi cabai cenderung meningkat bahkan mengalami kenaikan harga. Padahal komoditas cabe merah dan hasil pertanian lainnya dapat dihasilkan oleh para petani di Banten. “Tiap jelang Ramadhan harga cabe merangkak. Dengan pertanian seperti ini kita upayakan untuk menekan kenaikan harga cabe sengaja agar masyarakat bisa membeli. Kita sama-sama menanamnya,” kata Gubernur.
Untuk menekan harga pasar ini, kata Gubernur, Presiden telah mengintruksikan kepada seluruh Provinsi untuk mengupayakan menekan harga pasar melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). “Untuk menekan harga tersebut kita upayakan dengan terpenuhinya ketersediaan hasil pertanian kita,” terangnya
Ia juga menyampaikan kepada para walikota dan bupati di Banten agar tetap menjaga lahan pertanian dari derasnya perkembangan industri. “Jangan sampai industri menggeser lahan pertanian yang tersedia. Semua harus seimbang,” ucapnya
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus M Tauchid menjelaskan, kegiatan pemasyarakatan pengendalian hama terpau ini dalam rangka merespon usaha tani hotikultura yang menjanjikan serta mendorong kontribusi ketersediaan sayuran cabai merah di provinsi banten, terjangkaunya daya beli masyarakat dan berkelanjutan serta untuk menghadapi bulan ramadhan.
“Kami ingin memberdayakan petani dalam penerapan dan pemasyarakatan PHT sehingga dapat berperan dalam mengamankan produksi pada skala kawasan hamparan, sehingga bisa meluas, melembaga dan berkelanjutan sehingga mendorong terbentuknya dan berfungsinya kelembagaan ini,” kata Agus.
Menurutnya, komoditas hortikultura sebuah komoditas yang sanagat menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya, baik dari komoditas sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan aneka tanam lainnya. “Saat ini menjadi tantangan produksi hortikultura belum optimal, ketersediaan produk setiap saat dan kualitas mutu yang masih perlu diperbaiki, serta ketergantungan bahan kimia sintetis yang berakibat produk cepat rusak daan kalaha bersaing di pasaran,” ucap Kadistanak.
Walikota Serang Tb Haerul Jaman mengimbau kepada kelompok tani di Kota Serang agar bijak menggunakan pupuk kimia pestisida dan memperhatikan kualitas hasil panen agar dapat bersaing di pasaran. “Petani kita harus cerdas dalam menanan,” ujar Jaman. Ia pun berharap para petani bisa memanfaatkan program pemerintah yaitu sekolah lapang pengendalian hama terpadu. Dengan sekolah ini, petani bisa lebih pintar dalam bertani. “Petani harus memiliki pengetahuan agar hasil panennya juga maksimal,” ujarnya. (Red/rls)