• Home
  • Politics
  • News
  • Business
  • Culture
  • National
  • Olahraga
  • Lifestyle
  • Travel
  • Opinion
Selasa, Juni 17, 2025
Banten Headline
  • Login
  • Home
  • News
    • Ekonomi
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Hukrim
  • Pemerintahan
    • Banten
    • Serang
    • Cilegon
    • Pandeglang
    • Lebak
    • Tangerang Raya
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Bencana Alam
    • Sosial
  • Budaya Pariwisata
    • Pariwisata
  • Gaya Hidup
    • Event
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Ekonomi
    • Infrastruktur
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Hukrim
  • Pemerintahan
    • Banten
    • Serang
    • Cilegon
    • Pandeglang
    • Lebak
    • Tangerang Raya
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Bencana Alam
    • Sosial
  • Budaya Pariwisata
    • Pariwisata
  • Gaya Hidup
    • Event
  • Olahraga
No Result
View All Result
Banten Headline
No Result
View All Result

HUT Pandeglang Disoal, Dianggap Tidak Mewakili Masyarakat Terdampak Tsunami

HUT Pandeglang Disoal, Dianggap Tidak Mewakili Masyarakat Terdampak Tsunami

PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Perayaan HUT Pandeglang ke 145, ternyata tidak sepenuhnya disambut bahagia oleh warganya. Kekecewaan nampak dari raut wajah sejumlah kalangam, terutama pelaku wisata.

Beberapa persoalan menjadi sorotan. Tema HUT yang kali ini mengusung “Pandeglang Bangkit, Selat Sunda Aman” dianggap malah tidak mewakili seluruh masyarakat, terutama warga yang terdampak tsunami Selat Sunda Desember tahun lalu.

Tokoh Pariwisata Carita, Teja Heriyana menyayangkan agenda HUT Pandeglang Ke-145 yang diselenggarakan di pusat kota. Padahal tema yang diangkat ialah Pandeglang Bangkit, Selat Sunda Aman.

Jila mengacu pada tema, seharusnya agenda HUT dipusatkan di Carita atau daerah lain yang terdampak tsunami Selat Sunda. Sedangkan perayaan HUT kali ini, dianggap tidak ada sangkut pautnya dengan Selat Sunda.

“Kalau peringatan tahun ini tidak mengusung hal yang berkaitan dengan Selat Sunda, maka sah-sah saja dilaksanakan di pusat kota,” ujarnya, Selasa (2/4).

Teja beranggapan perayaan tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat korban tsunami, meskipun di bawa ke wilayah terdampak. Malahan dia berpandangan, tidak output yang jelas bagi masyarakat terdampak atas perayaan tersebut.

“Ya merasakan sih pasti enggak, maupun di bawa ke Carita dan Sumur enggak ikut merasakan. Tapi dampaknya pasti ada di kemudian hari, jadi outputnya yang dicari, kalau dibilang bangkit,” ujarnya.

Bukan cuma itu, Teja juga menyinggung perihal agenda HUT yang selalu dirayakan di Alun-alun Pandeglang. Hal itu terkesan ibukota sentris, karena tidak dirasakan merata hingga kebeberapa daerah di Pandeglang.

“Kenapa musti ibukota sentri? Apapun event, walaupun tidak ada kaitan dengan tsunami, mainkanlah di kecamatan mana gitu. Jadi tidak ibukota sentris,” ucap Teja.

Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC), Frengky juga mempertanyakan kepedulian pemerintah kepada rakyat Carita, terlebih pasca bencana tsunami 22 Desember 2018 lalu.

“Seharusnya dihari ulang tahun Pandeglang ini, masyarakat Pandeglang ikut serta memeriahkan hari jadinya dengan suka cita. Ini lain, disatu sisi panggung gemerlap pesta hari jadi terpentas dengan meriahnya, namun disisi lain, khususnya kami di Carita, merasa sedih laksana anak tiri yang tidak mendapat perhatian. Padahal sebenarnya kami, masih bagian dari pesta itu,” keluhnya.

Senada dikatakan Ketua Pokdarwis Pandeglang, Hudan. Dia mengungkapkan, Pandeglang Bangkit seharusnya tidak perlu dirayakan dengan gebyar karena korban tsunami saat ini belum membutuhkan hal itu. Esensi dari Pandeglang Bangkit, Selat Sunda Aman seolah keliru dengan kondisi yang terjadi saat ini.

“Kalau euforia dimasyarakat korban tsunami terutama di daerah Ujung Kulon yang paling banyak korban. Hampir tidak ada impact apapun. Kalau untuk masyarakatnya “Pandeglang Bangkit” kurang tepat jika dirayakan dengan “gebyar” karena korban saat ini belum membutuhkan itu,” kata Hudan.

Dirinya memandang, tagline yang diusung oleh pemerintah tahun ini lebih kepada upaya untuk menarik wisatawan dan investor. Namun belum kepada pembangunan pariwisata berbasis masyarakat.

“Selat Sunda Aman lebih condong untuk menarik lagi masyarakat luar datang ke Pandeglang. Terlebih Pandeglang merupakan kabupaten yang hampir ketergantungan di pariwisata. Tapi sasaran pariwisatanya terlihat bukan “Community Based Tourism”, tetapi kepada industri pariwisata para penanam modal dan pemilik hotel,” terangnya. (Red-02).

ShareTweet
Previous Post

Bangga! 5 Atlet Banten Dilantik Jadi ASN

Next Post

Ini Rute Sistem Satu Arah Uji Coba Rekayasa Lalulintas di Kota Serang

Related Posts

Ekonomi

Fekraf Banten Siap Kelola Lahan Iwak Banten Kota Serang

April 28, 2024
Kuliner Banten

Fekraf Banten Ajak Masyarakat Lestarikan Kuliner Khas Banten

Oktober 28, 2023
Menteri Sandiaga Uno Ajak Bupati Tatu Promosikan Ekraf Hingga ke Dubai
Ekonomi

Menteri Sandiaga Uno Ajak Bupati Tatu Promosikan Ekraf Hingga ke Dubai

Oktober 2, 2021
Next Post
Ini Rute Sistem Satu Arah Uji Coba Rekayasa Lalulintas di Kota Serang

Ini Rute Sistem Satu Arah Uji Coba Rekayasa Lalulintas di Kota Serang

Pemilu 2019 Tak Diminati Pemantau Lokal Banten

Pemilu 2019 Tak Diminati Pemantau Lokal Banten

Politik Uang Berkedok Sedekah?

Politik Uang Berkedok Sedekah?

Banten Headline Adalah Sebuah Media Digital Yang Memberitakan Khususnya Seputar Banten

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact

Copyright 2019 bantenheadline.com All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • News
  • Business
  • Culture
  • National
  • Olahraga
  • Lifestyle
  • Travel
  • Opinion

Copyright 2019 bantenheadline.com All Right Reserved