SERANG, BantenHeadline.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang menyoroti situasi ekonomi Indonesia saat ini yang dinilai sudah memasuki fase kritis akibat melemahnya harga tukar rupiah terhadap dolar.
Kondisi ini menunjukkan lemahnya tim ekonomi pemerintah dalam mengantisipasi menguatnya nilai dolar yang merupakan dampak dari kondisi global perekonomian.
“Kemudian, lesunya pertumbuhan perekonomian rakyat tidak ditopang oleh dipermudahnya akses ekspor hasil perekonomian. Yang terjadi, kebijakan impor terus dipermudah dan ekspor dipersulit. Lantas, siapa yang diuntungkan?” tanya Ketua Umum HMI Cabang Serang, Abu Jihad Amin saat menggelar aksi bersama belasan mahasiswa lain di Alun-alun Kota Serang, Senin (10/9).
Menurutnya, selama ini rakyat belum menerima kesejahteraan yang dijanjikan pemerintah melalui Nawacita. Malah realitasnya kesenjangan dan keterpurukan nampaknya akan dihadapi rakyat Indonesia.
“Hiruk pikuk dan gonjang ganjing berbagai persoalan yang dihadapi bangsa saat ini seperti menunjukkan pertunjukan kocak, ramai, tapi substansinya tidak berujung pada apa yang dinamakan keadilan sosial bagi seluruh Indonesia,” keluhnya yang diamini oleh mahasiswa lainnya.
Oleh karenanya, para agent of change itu menuntut agar pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengambil langkah-langkah cepat, menyeluruh dalam menguatkan nilai tukar rupiah. Selain itu pemerintah juga didesak untuk meningkatkan dan mempermudah regulasi ekspor bagi UMKM.
“Persoalan muncul karena kebijakan yang dikeluarkan akan mengakibatkan rakyat semakin tergeletak di dalam kemiskinan dan ancaman perpecahan. Mirisnya, dalam mengeluarkan kebijakan pemerintah terkesan selalu mempertimbangkan aspek menjaga elektabilitas atau mempertahankan keterpilihan partai politik,” ucap Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Serang, Subhan Fauzi. (Red-02).