SERANG, BantenHeadline.com – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISI) Universitas Serang Raya Abdul Malik mengajak untuk mengembangkan Jurnalisme Inspiratif dengan mengasah akal dan nurani. Hal tersebut dikatakan Abdul Malik saat menjadi narasumber bedah buku “Jurnalistik Insipartif” karya Aries Ismail yang digelar Biro Humas dan Protokol Pemprov Banten, di Aula Kampus Universitas Serang Raya (Unsera) di kawasan Taktakan, Kota Serang, Kamis (2/6). Bedah Buku karya salah satu staf Biro Humas ini dibuka oleh Asda III Banten Widodo Hadi.
Menurut Malik, saat ini media massa terutama para jurnalis, akademisi, penulis buku harus menjadi agen perubahan sosial.
“Jurnalisme Inspiratif, tidak mengeksploitasi kelemahan seseorang, akan tetapi mengungkapkan kekuatan di balik kelemahan. Selain itu, selalu mengaitkan informasi apapun dengan kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Malik mengatakan, kualitas jurnalistik ditentukan oleh kemampuan jurnalis dalam mengerahkan kapasitas intelektual dan hati nurani. Jurnalistik adalah untuk manusia dan kemanusiaan.
“Maka dari itu, jurnalis harus terjun langsung kelapangan, agar dia memiliki empati dan akhirnya bisa menulis yg mengedukasi, karena menulis inspiratif itu harus didasari kesadaran penulisnya, karenan akan memiliki nilai keabadian,” jelasnya.
Realitasnya, tambah Malik, media massa baik cetak maupun elektronik sering terjebak oleh politik praktis, ekonomi politik media dan berfikir bagaimana mengelola bisnis sebaik-baiknya, sehingga jebakan ini menyebabkan karya jurnalistik tidak mencapai tujuannya yaitu kemandirian publik sekalipun hasil karya tersebut akurat dan menarik.
“Kekecewaan masyarakat terhadap keberadaan media masa tidak bisa dibantahkan. Fenomena ini tidak hanya terjdi pada media nasional tapi juga di daerah. Tetapi saya melihat, ketika muncul sebuah buku Jurnalisitk Inspiratif ini, penulis ingin mengungkapkan bahwa media lokal terutama di banten masih mempunyai harapan bagimana mengajak pembaca untuk melakukan hal-hal yang memotifasi dan positif bagi masyarakat melalui tulisan yang menginspirasi,” tandasnya.
“Saya berharap penulis tidak hanya berhenti disini tetapi menjadi pemotifasi dan mendorong kepada media-media untuk menulis jurnalisme inspiratif,” tambahnya.
Sementara itu, wartawan senior banten Adam Adhari berbagi tips dan pengalamannya selama menjadi jurnalis. Ia mengajak kepada jurnalis sekarang ini untuk tidak hanya menunggu bola atau menunggu inspirasi untuk menulis. Tapi, seorang jurnalis harus mampu menjemput bola dengan menulis ide apapun, saat ide tersebut terbersit di benak jurnalis.
“Jurnalis sangat berperan dalam mengedukasi pembaca, tulisannya bisa memberikan pesan positif kepada masyarakat dan ini memang sudah menjadi kewajiban bagi media massa,” ucap Adam
Menurutnya, setiap media massa di banten memilik konten dan rubrik tersendiri dalam memberikan inspirasi kepada pembacanya. “Rubrik tersebut memberikan pesan positif kepada masyarakat,” singkatnya.
Secara terpisah, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Banten Deden Aprihandi menjelaskan, ada beberapa poin penting yang ingin disampaikan Aries Ismail selaku penulis buku ‘Jurnalis Inspiratif’ yaitu potret masyarrakat berprestasi merupakan cerminan dari masyarakat yang mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Dengan segenap kerja keras, ketekunan, optimisme, keuletan dan dukungan dari berbagai pihak.
“Masyarakat yang berprestasi sebagai dasar dalama buku ini, mampu memenuhi harapan sosial tentang kesejahteraan. Perubahan kearah yang lebih baik secara ekonomi, sosial dan buday,” kata Deden.
Menurut Deden, melalui tulisan yang kreatif dari seorang jurnalis tentang masyarakat berprestasi, pers secara langsung telah memberikan masukan tentang program pemberdayan dan pengembangan masyarakat yang bisa menjadi masukan dalam program kerja pemerintah.
“Kita akan terus kembangkan pola kemitraan antara pemerintah daerah dan pers dalam peningkatan sumber daya masyarakat untuk kemajuan daerah,” tambah Deden. (Red/rls)