TANGERANG, BantenHeadline.com – Tim kampanye Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) Banten nomor urut 2, Rano Karno-Embay Mulya Syarief (RK-Embay), sepertinya belum mau menerima kekalahan dari pasangan Cagub-Cawagub Banten nomor urut 1, Wahidin Halim-Andika Hazrumy (WH-Andika) dalam perolehan suara sistem penghitungan cepat (quick count) dan real count pada Pilkada Gubernur. Kubu pasangan ini dinilai seolah justru menunjukan kepanikan atas kekalahan tersebut, salah sataunya dengan membuat kondisi Kota Tangerang terkesan menjadi tidak lagi kondusif.
“Mereka lantas menuduh ada kecurangan yang dilakukan penyelenggara Pilkada atau KPU (Komisi Pemilihan Umum-red). Kalau kalah pada real count yang dikeluarkan KPU dalam tabulasi, ya sudah akui saja,” ujar Kuasa Hukum WH-Andika, Ramdan Alamsyah kepada wartawan dalam acara konferensi pers di WH Center, di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Sabtu, (18/02).
Ramdan menjelaskan, kepanikan berawal saat tim kampanye Rano-Embay mengklaim telah meraih kemenangan berdasar data real count, padahal data yang terinput baru mencapai 6 persen. Dan ketika input mencapai 80 persen, yang menunjukkan keunggulan pasangan WH-Andika, kepanikanpun terjadi.
“Kalau memang ada bukti kecurangan laporkan saja ke Panwaslu dan Bawaslu. Jangan menuding penyelenggara tidak netral. Jangan tuduh ada penggelembungan suara,” tukas Ramdan Alamsyah yang didampingi Syafril Elain, Humas WH-Andika.
Ia menambahkan, tingginya perolehan suara WH-Andika di Kota Tangerang adalah bukan hal yang aneh. Karena pada Pilkada Gubernur 2011 lalu, Wahidin Halim memperoleh suara sebesar 72,79 persen. Sementara pada Pemilihan Walikota Tangerang, Wahidin meraih suara 89,4 persen.
“Bila dibandingkan dari dua Pilkada tersebut, perolehan suara Pak Wahidin sekarang ini malah menurun. Yang jelas, Kota Tangerang adalah lumbung suara Pak Wahidin setiap kali pelaksanaan Pilkada. Ini bisa terjadi karena kinerja Pak Wahidin sudah dirasakan oleh rakyat Kota Tangerang.” ungkap Ramdan.
Menurutnya lagi, tuduhan bersifat fitnah juga dilancarkan tim Rano-Embay tentang foto Ketua KPU Kota Tangerang Sanusi Pane saat memegang foto yang kemudian ditudingkan sebagai bentuk dukungan terhadap WH-Andika.
“Itu foto lama, ketika Sanusi menjadi wartawan salah satu koran lokal. Itu saat Ketua KPU Kota Tangerang dijabat Pak Syafril. Ini benar-benar fitnah,” ujar Ramdan.
Salah seorang wartawan koran Tempo yang ada dilokasi konferensi pers tersebut membenarkan bahwa foto tersebut adalah foto beberapa tahun lalu.
“Kalau lihat foto yang ditampilkan tim Rano, itu foto Sanusi pada Pilkada 2011,” ucap Ayu Cipta. (Red-05).