Syiram Online (7) Puasa dan Takwa

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Saudaraku Kaum Muslimin Rohimakumullah, setiap perintah Allah Swt akan menghantarkan kita kepada keimanan dan ketakwaan yang sempurna.Tujuan utama puasa sebagaimana firman Allah Swt diatas, adalah agar kita bertakwa.

Mengapa puasa dimaksudkan untuk menjadikan manusia bertakwa, karena diantaranya adalah; Pertama, puasa menjadi penghancur syahwat. Sumber dari segala kemaksiatan dan keburukan adalah syahwat yang dimilikinya, yang menjadi pangkal dari kemaksiatan. Sehingga dalam menjaga syahwat bagi para pemuda yang belum mampu untuk menikah, solusi dari Rasulullah adalah dengan melaksanakan puasa.

Hadits Rasulullah SAW :Dari IbnuMas’ud, ia berkata :Rasulullah SAW  bersabda, “Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang syahwat”. (HR. Jamaah).

Kedua, puasa akan menghapus dari setiap kesalahan. Terdapat sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah ra.: “Kesalahan seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.” Karena manusia tidak akan pernah mencapai derajat takwa meskipun dia mengetahui teorinya, tetapi ia masih berada dalam kubangan kesalahan yang terus menerus dilakukan tanpa ada upaya untuk betaubat dan  menjauhinya.

Ketiga, puasa merupakan penyucian jiwa dan kalbu. Kita tahu, bahwa segala keburukan yang dilakukan seseorang itu pasti selalu berasal dari niat dan motivasi yang ada dalam hatinya. Itulah sebabnya Rasulullah menggambarkan bahwa segumpal daging tersebut mempengaruhi segala aktivitas hidup manusia. Maka ibadah puasa, menjadikan hati atau jiwa manusia menjadi suci, yang mempengaruhi perilakunya menjadi lebih baik.

Keempat, puasa akan menghiasi diri dengan perilaku mulia. Puasa harus menciptakan perilaku-perilaku mulia, karena aturan-aturan yang terdapat dalam ibadah puasa ini bertujuan mengkristal-nya kualitas moral dan perilaku mulia manusia.Misalnya saja dalam sebuah hadist dinyatakan ketika seseorang berpuasa maka dilarang untuk mengeluarkan perkataan yang keji dan menimbulkan keburukan.

Kelima, puasa menciptakan kesehatan lahiriah dan batiniah. Dalam sebuah hadist disebutkan: “Dari Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rosulullah bersabda: berpuasalah niscaya kalian akan sehat”. Sehat yang dimaksud tersebut, tentu bukan hanya sehat badaniah saja, tetapi yang lebih penting adalah sehat batiniah. Yaitu sehat dari sifat amarah, suudzon, rakus, sombong, angkuh, dendam dan sifat syaitoniyah lainnya.

Kelima point ini akan menghantarkan kita menjadi manusia bertakwa setelah puasa, yakni ; manusia yang dapat mengatur syahwat-nya, manusia yang mampu menjauhkan diri dari setiap kesalahan, manusia yang memiliki kesucian jiwa dan hati, manusia yang memiliki perilaku terpuji dan moralitas yang tinggi, serta manusia yang sehat baik secara lahiriah badan-nya dan yang terpenting adalah sehat batiniahnya. Mustahil kita akan menggapai martabat Takwa tanpa mempraktikan lima point tersebut dalam kehidupan.  Semoga Allah selalu memberikan kebaikan dalam kehidupan kita serta mengarahkan kita untuk menebar kebaikan-Nya kepada semesta sehingga menghantarkan kita kepada derajat Takwa. ***

Exit mobile version