Survei Ini Sebut Ibu yang Obesitas Cenderung Memberi ASI Lebih Singkat

JAKARTA, BantenHeadline.com – Obesitas seringkali membuat seseorang menjadi kurang lincah dalam beraktivitas. Bahkan sebuah survei menyebut, ibu yang mengalami obesitas memiliki kecenderungan memberikan air susu ibu (ASI) lebih singkat ketimbang yang tidak obesitas.

dr Ruth Newby dari University of Queensland di Brisbane menggelar survei untuk mengetahui adakah keterkaitan obesitas pada ibu dan lamanya pemberian ASI. 462 Perempuan terlibat dalam survei ini, di mana mereka diberi kuesioner.

Kuesioner pertama diberikan sebelum para perempuan itu memiliki bayi. Selanjutnya mereka diberi enam kuesioner selama tahun pertama setelah melahirkan. Setiap perempuan setidaknya menyelesaikan satu kuesioner.

Dari 462 perempuan tersebut, 258 perempuan memiliki isu dengan berat badannya sebelum kehamilan yakni dari terlalu kurus hingga sangat gemuk. Dari data diketahui sekitar seperempat perempuan yang terlibat survei memiliki berat badan di atas rata-rata sebelum hamil, dan sekitar 17 persen mengalami obesitas.

Peneliti selanjutnya memegang data 371 perempuan yang disurvei itu menyusui anaknya, termasuk 195 perempuan yang telah memberikan informasi berat badannya. Diketahui bahwa ibu yang memiliki berat badan normal ternyata secara signifikan lebih lama memberikan ASI kepada anaknya ketimbang ibu yang mengalami kelebihan berat badan maupun obesitas.

Dari survei diketahui ibu yang mengalami obesitas sering merasa tidak nyaman saat menyusui di depan teman-temannya, bahkan di depan teman dekatnya. Rasa canggung dan gelisah membuat ibu dengan obesitas berhenti menyusui lebih cepat ketimbang ibu dengan berat badan normal. Demikian dikutip dari Reuters.

Peneliti dalam laporannya di European Journal of Clinical Nutrition menyebut survei ini memiliki keterbatasan misalnya tingginya jumlah perempuan yang tidak berpartisipasi dalam setiap kuesioner. Selain itu survei juga tergantung pada ibu yang secara akurat mengingat dan melaporkan data berat badannya.

Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami apa saja penyebab ketidaknyamanan sosial yang dialami perempuan obesitas saat memberikan ASI, apakah hanya sekadar bentuk badan atau mungkin ada hal lainnya.

Jika memang citra tubuh ibu obesitas menjadi penghambat pemberian ASI, maka sejak masa kehamilan perlu diberi intervensi. Ini sangat penting agar pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bisa tercapai.

Newby mengatakan rintangan fisik juga mungkin dihadapi ibu yang obesitas saat memberikan ASI. Dia menjelaskan, bayi yang baru lahir memiliki mulut kecil, sementara ibu obesitas biasanya memiliki payudara besar. Nah, hal ini bisa jadi membuat ibu kesulitan.

Namun Newby menekankan produksi ASI sebenarnya sama saja antara ibu yang berbobot normal maupun yang obesitas. “Produksi ASI itu berdasar supply and demand,” imbuhnya sembari mengatakan proses pelekatan yang baik bayi pada payudara ibu akan mendukung pemberian ASI yang baik pula. (Red/detik.com)

Exit mobile version