BantenHeadline.com – Belanda berhasil mengakhiri masa penantian panjang menjadi juara turnamen besar setelah mampu meraih trofi Piala Eropa 1988. Dalam turnamen ini, skuat Die Oranje berjaya berkat karakteristik khas Total Football yang ditampilkan Marco van Basten dan kawan-kawan.
Belanda berada di Grup II bersama Uni Soviet, Republik Irlandia, dan Inggris. Kekalahan 0-1 dari Uni Soviet membuat skuat asuhan Rinus Michels itu finis sebagai runner-up dan harus menghadapi tuan rumah, Jerman Barat, yang menjadi juara Grup I, pada babak empat besar.
Namun, menghadapi tuan rumah, tidak membuat Belanda getar. Meski sempat tertinggal lebih dulu melalui gol penalti Lothar Matthaus, Belanda mampu berbalik unggul untuk mengunci kemenangan 2-1 berkat torehan penalti Ronald Koeman pada menit ke-55 dan Marco van Basten (88′).
Sementara itu, pada partai semifinal lainnya, Uni Soviet melangkah ke final untuk kembali menghadapi Belanda setelah berhasil mengalahkan Italia dua gol tanpa balas. Kemenangan Uni Soviet ditentukan gol-gol Hennadiy Lytovchenko pada menit ke-58 dan Oleh Protasov (62′).
Partai final pun berlangsung menarik karena Belanda berkesempatan balas dendam atas kekalahan di penyisihan grup putaran final. Selain itu, menurut UEFA, laga yang digelar di Olympiastadion, Munchen, itu pun dihadiri hampir 60 persen penduduk Belanda yang hijrah ke Jerman.
Permainan langsung berjalan dengan tempo cepat sejak menit-menit awal. Pada menit ke-32, Gullit dengan rambut gimbalnya membuat pendukung Belanda bersorak setelah bola hasil sundulan kepalanya masuk ke dalam gawang Uni Soviet untuk mengubah skor menjadi 1-0.
Keunggulan itu membuat para pemain Belanda semakin termotivasi. Mengandalkan taktik Total Football, para pemain Belanda tampak tak kenal lelah karena terus berlari ke sana kemari. Trio andalan, Van Basten, Gullit, dan Frank Rijkaard beberapa kali mampu merepotkan barisan pertahanan lawan.
Selepas turun minum, Van Basten mencetak gol indah untuk menambah keunggulan Belanda. Dia melakukan tendangan voli ala akrobatik dari sisi kiri gawang yang bolanya tak bisa diantisipasi kiper Uni Soviet, Rinat Dasaev. Skor 2-0 bertahan hingga laga usai dan Belanda pun berpesta.
“Saya bisa banyak bercerita (mengenai keberhasilan Belanda menjadi juara), tetapi hal tersebut (mencetak gol pada partai final) diberikan kepada saya dan juga untuk Belanda,” kenang Van Basten. (Red-bolaindonesia)