SERANG, BantenHeadline.com – Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) mendistribusikan 23.000 liter air bersih yang diperuntukan bagi warga yang terdampak kekeringan di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (12/9/2023).
Puluhan ribu liter air bersih itu dibagikan ke sekitar 2.285 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di Desa Wanayasa dan Desa Domas, Kecamatan Pontang.
“Pada hari ini, kami kembali mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 23.000 liter, dengan sasaran penerima bantuan di Desa Domas sebanyak 1.300 KK atau 5.550 jiwa, serta Desa Wanayasa sebanyak 985 KK yang berarti sekitar 3.000 jiwa,” kata Kepala BBWSC3, I Ketut Jayada.
“Kita lihat masyarakat di sini sangat membutuhkan, karena sumur airnya payau sebab lokasinya dekat pesisir pantai memang seperti itu. Selain itu memang sementara ini air dari PDAM terhenti oleh karena itu kami berinisiatif membuat gerakan seperti ini supaya suplai air bersih terpenuhi,” imbuhnya.
Ketut melanjutkan, pendistribusian air bersih tidak hanya dilakukan di Kecamatan Pontang. Sejak 6 September lalu, BBWSC3 menginisiasi gerakan Peduli Masyarakat yang fokus untuk mendistribusikan air bersih untuk daerah yang dilanda kekeringan di Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.
“Bantuan air bersih yang telah berhasil didistribusikan ke 16 lokasi yang tersebar di 14 desa, dengan total volume mencapai 47.000 liter. Dengan demikian total bantuan yang disitribusikan hingga hari ini 12 September 2023 mencapai 70.000 liter,” bebernya.
Kepala Desa Wanayasa, Ahmad Tobri mengapresiasi program pemberian air bersih dari BBWSC3. Dia menuturkan, bantuan itu dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat, yang sudah mengalami krisis air bersih sejak empat bulan lalu.
Baca juga: Bupati Tatu Apresiasi CSR Sarana Sanitasi dan Air Bersih
“Kekeringan sejak empat bulan lalu. Tapi dua bulan terakhir paling parah, tepatnya sejak aliran PDAM tidak mati,” ucapnya.
Tobri menyebut, selama krisis air bersih, warga hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah maupun swasta. “Karena PDAM tidak mengalir dan sungai juga mengering jadi seluruh warga terkena imbasnya,” tutup dia. (Red-02)