Raja dan Sultan se-Nusantara Kukuhkan Sultan Banten XVII Rtb. Hendra Bambang Wisanggeni

Sultan Banten ke XVIII, Rtb. Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, memperlihatkan surat Watikah dari Raja dan Sultan se-Nusantara. (Foto-Istimewa)

JAKARTA, BantenHeadline.com – Pergantian tahun baru Islam kali ini merupakan moment bersejarah bagi masyarakat Banten khususnya, dimana Sultan Banten ke XVIII, Ratubagus (Rtb) Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, Senin (10/9/2018) kembali memperoleh pengakuan dari para Raja dan Sultan se-Nusantara yang tergabung dalam Yarasutra (Yayasan Raja dan Sultan Nusantara).

Acara yang diawali di Pendopo Agung Sasono Utomo  dan dilanjutkan di Anjungan Banten Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta ini berlangsung khidmat dengan penampilan tari ‘Kidung Pangreksa Jamas Agung Kirab Pusaka’ pada pukul 18.30 WIB. Gelaran seni yang dibawakan seniman tari dari Yogyakarta tersebut, terlihat sangat religius, dalam balutan syair sastra dan alunan musik tradisi.

“Sebagai wahana kerukunan umat beragama, TMII sudah semestinya memberikan tempat bagi para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Peringatan malam 1 Suro adalah tradisi, warisan leluhur nenek moyang yang memiliki makna perenungan, dan instropeksi diri serta menegakkan kesatuan bangsa dan negara untuk itu harus dikembangkan dan dilestarikan,” kata Direktur Operasional dan Pengembangan TMII Maulana Cholid, dalam sambutannya dihadapan para Raja, Sultan, pemangku adat dan tokoh budaya nusantara yang hadir.

Tepat pukul 20.30 WIB acara dilanjutkan dengan pengukuhan Sultan Banten di Anjungan Banten TMII. Sultan Banten Rtb. Hendra Bambang Wisanggeni beserta keluarga menaiki Kereta Kencana yang ditarik 4 ekor kuda dengan dikawal Baranusa Kesultanan Banten diiringi tiga buah kereta kuda yang berisi tamu dari kerajaan dan kesultanan nusantara, kirab agung ini terasa begitu megah membawa kita seperti berada di masa lalu.

Setibanya di Anjungan Banten, rombongan disambut dengan tarian selamat datang. Tata Wisukma mewakili kasepuhan Kesultanan Banten menyampaikan wasiat dihadapan perwakilan raja-raja se-nusantara bahwa Sultan Bambang Wisanggeni adalah trah generasi penerus Sultan Banten.

“Saat ini kita perlu menyatakan siapa Sultan Banten sesungguhnya, saat ini kepada yang terhormat raja se-nusantara saya tidak bisa menyebutkan yang mulia semua. Saya mewakili untuk semua, bahwa yang sebenarnya yang seharusnya menjadi Sultan yaitu beliau dari cicit Sultan Banten terakhir, Sultan Maulana Shafiuddin,” kata Tata Wisukma.

Selain pengukuhan sebagai Sultan Banten ke XVIII melalui pembacaan Watikah yang dilakukan oleh Sekjen Yarasutra Pangeran Nata Adiguna Masud Thoyib Jayakarta Adiningrat, dalam kesempatan yang sama Rtb. Hendra Bambang Wisanggeni juga dilantik sebagai Panglima Daerah Barisan Adat Raja Nusantara (Baranusa) dan sebagai Dewan Pembina Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara (MCKN).

“Banten mempunyai kekayaan, oleh karena itu perlu adanya kebersamaan melalui organisasi Baranusa. Jika kita melihat Banten putra-putrinya luar biasa, di sini undangan terbatas tetapi rasa kebersamaannya saya sangat senang sekali. Sehingga malam hari ini kami selaku pengurus pusat barisan adat telah memberikan pengakuan kepada Sultan Banten sebagai panglima daerah barisan adat Raja Sultan Nusantara,” kata Sekretaris Jenderal Baranusa, Raden Ali Sadik.

Lebih lanjut, Sekjen Baranusa menuturkan, bahwa surat keputusan pengukuhan yang sah kepada Sultan Banten akan disampaikan kepada Presiden termasuk pemerintah daerah di Provinsi Banten.

Dalam kesempatan tersebut Uli Sigar Rusady, atas nama Kerajaan Sumedang Larang turut membacakan surat keputusan dan deklarasi dalam pembentukan Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara masa bakti 2018-2023 di hadapan masyarakat Banten dibawah kepemimpinan Sultan Bambang Wisanggeni.

“Saya mewakili presidium dari Jawa Barat dan seluruh saudara saya dari MCKN Jawa Barat,” jelas Uli Sigar Rusady.

Sultan Banten ke XVIII Rtb. Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja dalam sambutannya mengatakan, “Insya Allah saya akan senantiasa melestarikan kearifan lokal adab adat budaya untuk menjadikan Banten berakhlakul karimah, Banten berbudaya dan Banten Sejahtera. Perjuangan akan terus kami lakukan meski saat ini banyak pihak yang menolak. Kami berharap semua pihak memiliki jiwa besar demi cita cita luhur yang diamanatkan para leluhur”.

Berikut isi Watikah yang dibacakan :

“Bismillahir rokhmanir rokhiim,
Setelah memperhatikan dengan cara seksama Sidang Agung Forum Rembuk Kesultanan Banten, secara musyawarah mufakat.

Maka dengan ini kami dapat menerima pengukuhan, Rtb. Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja, MBA sebagai : Sultan Banten XVIII, bergelar Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin.

Selanjutnya kami umumkan kepada : segenap raja, sultan, datu, penglingsir, tokoh adat dan pemangku adat seluruh nusantara, untuk dapat menyambung silaturahmi demi untuk memajukan adat, adab, dan budaya dalam persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.

Banten, 10 September 2018.

Sri Sultan H Ir. Iskandar Mahmud Badarudin
Ketua Umum Yarasutra”
. (Red-05).

Exit mobile version