Pusat Kebudayaan Mongolia Berdiri di KEK, Aktivis: Kenapa Bukan Banten Culture Center?

PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Berdirinya Mongolian Culture Center (MCC) di lokasi wisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dipertanyakan. Pasalnya, keberadaan MCC dinilai tidak sesuai dengan kultur masyarakat Pandeglang yang dikenal dengan label religius Islam.

Ketua Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Kabupaten Pandeglang, Rian Supriatna mengaku heran dengan keberadaan MCC. Ia lantas mempertanyakan urgensi kehadiran MCC di KEK Tanjung Lesung. Terlebih, kehadiran pusat kebudayaan bangsa Mongolia dianggap belum dibutuhkan di Pandeglang.

“Kenapa tidak Banten Culture Center atau kebudayaan Banten atau Pandeglang yang dibangun disana? Karena saat ini belum ada pusat kebudayaan daerah Banten khususnya Pandeglang,” tanya Rian heran, Rabu (3/5).

Rian menilai, lebih baik Banten West Java (BWJ) selaku pengelola KEK Tanjung Lesung, membuat Banten Culture Center atau pusat kebudayaan Islam sebagai sarana informasi dan edukasi mengenai perjalanan Islam di tanah Banten. Apalagi saat ini, belum ada pusat kebudayaan mengenai sejarah Islam di Pandeglang.

“Kenapa tidak Islamic Culture Center Banten. Biar masyarakat tahu masuknya Islam ke Banten. Kalau keberadaan MCC itu untuk siapa? Karena kurang begitu dibutuhkan di Pandeglang,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, Rian pun mempertanyakan master plan perencanaan pembangunan KEK Tanjung Lesung. Soalnya, kehadiran MCC itu tidak pernah diketahui sebelumnya oleh masyarakat. Bahkan tidak ada sosialisasi dari BWJ mengenai keberadaan pusat kebudayaan tersebut.

“Kalaupun Mongolian Culture Center itu masuk dalam master planing mega proyek KEK, kenapa tidak di sosialisasikan kepada masyarakat? Pemerintah Kabupaten Pandeglang jangan diam saja dong, paling tidak punya konsep untuk membantu merealisasikan kawasan pariwisata jangan diserahkan sepenuhnya ke pihak luar,” jelasnya.

Mongolian Culture Center yang berlokasi di KEK Tanjung Lesung ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara, dibangun diatas lahan seluas satu hektar dengan didesain oleh arsitek asal Mongolia yang konsepnya di rancang oleh duta besar Mongolia di Indonesia. MCC telah diresmikan pada tanggal 23 April 2017 lalu. (Red-02).

Exit mobile version