PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Pondok Pesantren Mathla’ul Anwar Linahdhatil Ulama (Malnu) menggelar Haul Ke-IX K.H. TB. A. Ma’ani Rusjdi di Ponpes Malnu, Kebon Jeruk, Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (16/11).
Kegiatan itu, dibarengi pula dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriah.
K.H. Ma’ani Rusdji adalah putra dari K.H. Tb M. Rusjdi bin K.H. Tb. Arsyad Tegal yang menjadi ketua pelaksana Muktamar Nahdlatul Ulama ke 13 tahun 1938.
Tb. Hamdi Maani yang mewakili keluarga besar Malnu menuturkan, rangkaian peringatan 9 tahun wafatnya mamanda K.H. Tb. A. Ma’ani Rusjdi sudah dimulai sejak Senin (11/11) dengan menggelar khatmil qur’an bil hifdzi dan binnadzor di area makam almarhum dan tahlil kubra.
“Sementara puncak acara dilaksanakan pada pada hari Sabtu, 19 Rabi’ul Awal 1440 bertepatan dengan 16 November 2019 dengan menggelar Tablig Akbar dan Istigasah Kubro,” jelasnya.
“Peringatan haul yang ke 9 ini diadakan dengan tujuan mengenang jasa perjuangan beliau terhadap syiar agama, peran dan kepedulian beliau terhadap dunia pendidikan pesantren, serta cita-cita beliau dalam usaha menciptakan kemaslahatan umat Islam di Banten,” terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Pandeglang itu.
Haul Ke-IX K.H. A. Ma’ani Rusjdi dihadiri pula oleh sejumlah tokoh naaional, diantaranya Pengasuh Pondok Pesantren Alfadlu wal Fadhilah atau Mustasyar PBNU, KH Dimyati Rois, dan Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Miftahul Akhyar yang memberikan tausiah hikmah dzikrul maulid dan dzikrul haul.
Dalam kesempatan itu, Kyai Miftah mengajak umat untuk meneladani perjuangan K.H. Tb. A. Ma’ani Rusjdi, yang merupakan sosok ulama besar yang telah memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan pesantren yang ada di Banten.
“K.H. Ma’ani Rusjdi adalah kader terbaik bangsa, ulama, dan fuqoha yang telah dipanggil kembali oleh Allah SWT, yang diangkat juga barokah bersama kepergiannya,” ujar Kyai Miftah.
Di sisi lain, dirinya juga berpesan agar masyarakat tidak terkecoh dengan besarnya komunitas tapi keropos keramatnya, kekuatannya menipis, kagetan, dan latah meniru-niru kelompok lain karena sudah tidak ingin meneladani sosok baik para pendahulunya.
“Maka di sinilah penting sekali peringatan haul untuk meneladi bagaimana kehidupan, perjuangan beliau (K.H. Tb. A. Ma’ani Rusjdi) dalam melanjutkan cita-cita sesepuhnya mengembangkan pendidikan di tengah masyarakatnya,” tegasnya.
Hal lain yang disampaikan oleh Kyai Miftah adalah motivasi agar masyarakat tidak berkecil hati meski berada pada zaman yang sulit dengan segala penurunan kualitas di berbagai sisi kehidupan.
“Jangan berkecil hati, akan selalu ada proses perbaikan. Sumber daya dengan kualitas rendah akan siap diproses menjadi kader terbaik, yang penting teruslah dukung kemajuan pendidikan,” pesan penerus K.H. Ma’aruf Amin itu. (Samsul).