Pemuda Sambut Antusias Gerakan ‘Rabu Biru’

Gerakan ‘Turun Tangan’ pada 'Rabu Biru'.

SERANG, BantenHeadline.com – Gerakan ‘Turun Tangan’ pada ‘Rabu Biru’ yang dilakukan relawan pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur Banten Wahidin Halim-Andika Hazrumy (WH-Andika) terus menggeliat. Bahkan gerakan ini didukung penuh oleh para relawan dari kalangan anak muda.

Menurut Wakil Ketua DPD Partai Golkar Banten Fitron Nur Ikhsan, setiap hari partisipasi gerakan turun tangan memenangkan WH-Andika terus meningkat. Pada minggu pertama gerakan ‘Rabu Biru’ dilakukan, memang hanya puluhan yang terlibat, namun pada minggu kedua sudah ratusan relawan yang bergerak.

“Bahkan satu minggu mendekati seribu. Relawan yang memiliki skema unik ini selalu menyampaikan secara rutin setiap hari kepada kami. Cukup hebat karena saya sendiri tidak membayangkan gerakan turun tangan memenangkan WH-Andika ini bisa seperti ini pertumbuhannya,” ujarnya, Rabu (19/10).

Menurut Fitron, para relawan tidak mau mempublikasi bagaimana rekrutmen gerakan ini dilakukan, tapi gerakanan nyata. “Buat saya ini energi tambahan. Relawan ini memperaktikkan sebuah motto kerja. Untuk apa banyak bicara, kalau tidak ada aksi nyata,” tandasnya.

Awalnya, kata dia, gerakan ‘Rabu Biru’ menyasar para tokoh partai politik (parpol) sebagai komitmen awal. Kemudian melakukan pembinaan di masyarakat dan menyasar grass root (masyarakat terbawah). “Saya sendiri tak dikasih tau skemanya. Kata mereka rahasia. Anak anak muda ini bergerak nyata karena ingin mengetahui dinamika kemasyarakatan,” ujarnya.

Para relawan pemuda yang melakukan gerakan ‘Rabu Biru, tidak mau terjebak di tingkat wacana. Apalagi dunia sosial media justru kontra produktif dengan tujuan demokrasi. “Banyak bicara di media sosial kerap kali banyak melukai. Mereka tidak ingin demokrasi justru berhasil menghadirkan pemimpin, tetapi kemudian justru memproduksi kebencian dan permusuhan,” ujar Fitron.

Terpisah, Koordinator Gerakan Turun Tangan ‘Rabu Biru’, Muthi’i Amarullah menyatakan, tidak mau bergerak melakukan kampanye, tetapi kehilangan esensi demokrasi. “Kami turun ke lapangan untuk dapat memastikan dukungan. Kesadaran kami ini akan dijadikan virus positif. Lebih baik, ayo kita kampanye damai lebih jantan dan kesatria. Bukan hanya menang, tapi kita juga mampu menampilkan pilkada penuh kesejukan,” ujarnya.

Menurutnya, pada Pilgub Banten bukan hanya mengantarkan gubernur dan wakil gunernur terpilih. Namun harus belajar menciptakan demokrasi tanpa caci maki dan merendahkan harga diri kompetitor. “Bukankah inti demokrasi adalah memanusiakan warga. Langkah salah kampanye bisa malah justru bertolak belakang dengan tujuan awal demokrasi,” ujarnya.  (Red – Rls).

Exit mobile version