KABUPATEN PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Tingginya volume kendaraan yang melintas di Jalan Raya Serang-Pandeglang, seringkali menimbulkan kemacetan, terlebih pada hari libur akhir pekan atau selama masa liburan.
Selain adanya aktivitas pasar di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang dan di Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang, sempitnya badan jalan yang hanya 6 meter yang tidak sebanding dengan intensitas kendaraan, turut menjadi penyebab kemacetan arus lalu-lintas.
Atas kondisi tersebut Bupati Pandeglang, Irna Narulita menilai bahwa hal itu merugikan dunia pariwisata di sejumlah kawasan di Pandeglang, karena akan mengurangi animo wisatawan untuk berlibur ke Pandeglang.
“Kami sudah memohon kepada Pemprov Banten untuk membuka akses double track dari Palima (di Kecamatan Curug, Kota Serang-red) hingga ke Pandeglang. Karena selama ini bottle neck-nya ada di Pasar Baros. Kan di situ kunci kemacetannya,” kata Bupati Irna, Kamis (28/6/2018).
Irna menuturkan, permohonannya itu sudah disampaikan sejak lama dan berharap tahun depan Pemprov Banten bisa mulai merealisasikan.
“Semoga tahun 2019 dibuka akses double tracknya oleh Pemprov, dan tahun 2020 Tol Serang-Panimbang juga selesai. Jadi wisatawan tidak perlu lagi lewat pandeglang untuk ke Panimbang. Selama ini masyarakat teriak karena jarak tempuhnya lama,” papar Irna.
Namun Irna menilai pembangunan double track tidak hanya dilakukan pada jalur Serang-Pandeglang. Jalur menuju kawasan wisata di wilayah Carita dan Panimbang juga perlu mendapat perhatian.
“Pandeglang dan Lebak ini pusat pertumbuhan baru. Sedangkan pusat pertumbuhan selama ini sudah tumbuh di Tangerang. Jadi konektivitasnya harusnya lebih dominan untuk daerah selatan. Pandeglang ‘kan ada di ujung, tidak ada akses lain kecuali infrastruktur jalannya dibuka,” pungkasnya. (Red-02).