Fekraf Banten Ajak Masyarakat Lestarikan Kuliner Khas Banten

3 Tahun Fekraf Banten - Kongres Kreatif Gonjlengan

KOTA SERANG, BantenHeadline.com – Memperingati momentum Sumpah Pemuda, Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) Banten menyelenggarakan kegiatan tahunan yang bertajuk ‘Kongres Kreatif Gonjlengan’ di cafe Umakite, Jl. Kemelake Raya, Kecamatan Taktakan,  Kota Serang, Sabtu (28/10/2023). Kegiatan ini dilaksanakan sekaligus merayakan hari jadi ke-3 Fekraf Banten.

Fekraf Banten menggandeng kolaborasi dengan komunitas influencer dan content creator, ICN Banten dan Frashy Food, yang merupakan bisnis startup baru yang bergerak di sub-sektor kuliner di kota Serang yang didukung oleh para pelaku ekraf dan media lokal.

Ajakan Fekraf Banten ini dilakukan dengan aksi petisi online di situs change.org dan tanda tangan langsung saat pelaksanaan kegiatan. Aksi ini akan terus dilakukan sampai Kuliner Banten bisa tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Saat berita ini ditulis sudah terkumpul 104 tandatangan dukungan dan 50 lebih tandatangan di dinding acara.

Dalam acara, ditampilkan beberapa kuliner khas Banten yang dapat dinikmati secara langsung, berikut deskripsi singkat dari nama-nama yang kuliner yang ditampilkan dalam bentuk barcode yang dapat dipindai. Diantaranya Rabeg, Angeun Lada, Sate Bandeng, Bontot, Sambel burog, Jejorong dan kudapan lainnya.

Yenni, salah satu peserta kongres yang juga sebagai anggota dari Indonesia Chef Association (ICA) memberikan apresiasi dengan menyumbangkan kuliner khas Banten yakni ‘Kolak Radio’.

Banyak generasi muda yang buta tentang kuliner khas Banten, “generasi muda harus dikenalkan, Jangan sampai kuliner Banten punah,” kata Yenni dalam orasinya.

Dalam kegiatan ini juga digelar talk show dengan tema ‘Gastronomi Kuliner Lokal’, bersama Kang Rohendi, Kabid Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekraf Dinas Pariwisata Provinsi Banten dan Rizky Cahya, Founder Frashy Food.

“Pemerintah provinsi Banten telah sejak lama berupaya agar kuliner khas Banten bisa ditetapkan dalam Warisan budaya tak benda, setahu saya makanan yang hadir disini sudah didaftarkan dan dicatat, namun entah kenapa belum ditetapkan, butuh dukungan semua pihak agar hal ini bisa terwujud,” Ujar Rohendi, yang dikenal sebagai pegiat budaya ini.

Dalam kesempatan sama, Rizky menyampaikan bahwa Frashy Food terus berupaya mengenalkan makanan khas Banten utamanya ke kalangan milenial Gen Z.

“Bisnis kita menyasar kalangan muda, serta digawangi oleh kaum muda pula, jadi kami terus berusaha agar kuliner lokal dapat dinikmati anak muda dengan sajian modern,” kata Rizky.

Andi Suhud, ketua Fekraf Banten dalam sambutannya mengajak masyarakat Banten untuk bersama-sama melestarikan kekayaan kuliner khas Banten.

“Merujuk Data Referensi Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, saat ini baru ‘Sate Bandeng’ dan ‘Bakcang Tangerang’ yang tercatat sebagai Karya budaya Kuliner dari Provinsi Banten. Padahal masih banyaknya Kuliner khas Banten yang memiliki keunikan serta memiliki nilai sejarah dan budaya, perlu upaya serius dari semua pihak agar Kuliner Banten bisa dicatat dan ditetapkan sebagai bagian dari wariaan budaya tak benda,” kata Andi.

Kegiatan ini ditutup dengan serah terima jabatan ketua Fekraf banten dari Andi Suhud ke Eric Islami. Andi mengundurkan diri dari jabatan dikarenakan mendapat amanat tugas baru.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membersamai perjuangan Fekraf Banten dalam 3 tahun terakhir ini, amanah baru saya mengharuskan saya untuk fokus. Untuk itu hasil rapat dewan pendiri memutuskan Erik Islami sosok tepat untuk melanjutkan kepemimpinan hingga 2025 nanti,” tutup Andi. (Red/Fek-03).

Untuk ikut mendukung petisi ini melalui tautan : s.id/petisikongres23

Exit mobile version