Ditunjuk Kementan Jadi Lumbung Jagung, Pemkab Pandeglang Ternyata Tak Siap

Bupati Pandeglang Irna Narulita

PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Kabupaten Pandeglang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian menjadi lokasi lumbung jagung yang dapat menopang kebutuhan jagung warga DKI Jakarta. Bahkan Kementan telah menyanggupi untuk menghidupkan ratusan ribu hektar lahan tidur.

Tercatat, Kementan mengalokasikan bantuan 100 ribu hektar lahan tidur di Pandeglang untuk ditanami jagung. Namun demikian, Pemkab Pandeglang tidak menganggarkan biaya Upaya Khusus (Upsus) pendampingan.

Bupati Pandeglang, Irna Narulita menuturkan, hingga kini tidak ada anggaran terkait pendampingan Upsus dalam rangka menjadikan Pandeglang sebagai lumbung jagung nasional. Alasannya, penetapan lumbung jagung tersebut dilakukan pada beberapa waktu lalu. Dimana Pemkab telah memutuskan APBD 2017 pada awal tahun.

“Sejauh ini memang belum ada anggaran, karena wacana ini ditengah jalan. Tetapi ini peluang kita agar menjadi lumbung pangan yang sejahtera sehingga masyarakat dibantu dengan pupuk, benih, dan Alsintan (Alat Mesin Pertanian),” ujarnya, Jumat (7/4).

Meski belum dianggarkan, namun Irna menyebutan bahwa hal tersebut mungkin baru bisa dialokasikan pada APBD Perubahan.

“Mungkin nanti di perubahan ada pendampingan Upsus. Sementara ini masih mendata, verifikasi, dan validasi lokus yang akan dijadikan area tanam jagung,” sambung Irna.

Dirinya menyebutkan, sejauh ini lahan yang disiapkan baru mendekati 70.000 hektar. Sisanya, Pemkab tengah mendorong agar Kepala Desa dan Camat, turut mendata lahan-lahan warga yang sekiranya bisa dimanfaatkan.

“Berdayakan lahan tidur. Saya sudah instruksikan kades dan camat untuk mendata lahan warga yang bisa dimanfaatkan jadi lahan jagung. Karena hasilnya untuk masyarakat,” tuturnya.

Bupati melanjutkan, jika 100 ribu hektar lahan tidur di Pandeglang bisa dimanfaatkan, maka akan menghasilkan pendapatan yang menggiurkan. Dengan 100 ribu hektar bisa menghasilkan 2 kali masa panen, maka pendapatan ditaksir akan mencapai Rp 2.2 triliun.

“Kita masih kurang 30.000 hektar. Tetapi dari kecamatan belum masuk. Bayangkan, 100 ribu hektar kalau 2 kali tanam dengan hasil 7 ton per hektar dengan harga jagung Rp 3.500 per kilo, itu bisa menghasilkan Rp 2.2 triliun,” beber Irna mengkalkulasikan.

Oleh karenanya, mantan anggota DPR RI berharap agar masyarakat dan petani bisa memanfaatkan peluang ini. Karena Irna meyakini, jika program tersebut bisa dijalankan dengan baik, maka dipastikan akan berdampak pada sektor ekonomi masyarakat.

“Pandeglang bisa sangat maju dari sektor pertanian. Ibu (Irna menyebut dirinya) akan terus melobi Kementerian terkait, supaya ada peningkatan yang signifikan dibidang ekonomi, SDM, dan kualitas pemberdayaan masyarakat,” harapnya. (Red-02).

Exit mobile version