Disperindagkop Akan Lakukan Pemantauan Pasar Saat Ramadhan

Ilustrasi

PANDEGLANG, BantenHeadline.com – Pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), akan melalukan pemantauan terhadap sejumlah bahan makanan pokok di pasaran saat bulan Ramadhan mendatang. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan agar bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat terjamin kebersihan dan kesehatannya.

“Otomatis nanti akan kita pantau, jangan sampai nanti barang yang dijual itu barang-barang yang tidak layak konsumsi. Biasanya kan ada alat uji dari BPOM (Balai Pemeriksa Obat dan Makanan) untuk memeriksa bahan berbahaya,” ungkap Kepala Disperindagkop Pandeglang, Olis Solihin kepada BantenHeadline.com, Jumat (13/05).

Olis mengatakan, selain untuk memeriksa makanan dari segi kesehatan, pemantauan yang dilakukan oleh pihaknya juga untuk memastikan keterdiaan bahan makanan di pasaran. Karena tidak dapat dipungkiri, datangnya bulan Ramadhan, kerapkali membuat sejumlah bahan pokok menghilang dari pasaran. Namun terkait harga kebutuhan pokok yang selalu meningkat jelang Ramadhan dan Idul Fitri, Olis mengaku tidak dapat berbuat banyak lantaran bukan menjadi kewenangan Disperindagkop Pandeglang.

“Kalau mengendalikan harga, kita kan tidak punya kewenangan. Itu kembali ke pedagang pasar itu sendiri. Paling kita mencegah kepada pedagang agar menaikkan jangan terlalu tinggi. Kita akan lakukan operasi pasar, namun hal itu tergantung kebutuhan. Kita lihat situasi dan kondisi di lapangan saja,” terang Olis.

Selain bahan makanan pokok, Disperindagkop juga akan melakukan pemantauan terhadap berbagai jenis makanan buka puasa yang biasa dijajakan secara musiman di sejumlah tempat. Apalagi berdasarkan kejadian tahun lalu, pihaknya menemukan jenis makanan berbuka puasa yang masih menggunakan bahan pengawet.

“Pemeriksaan Ta’jil itu sudah menjadi program rutin bersama BPOM. Kalau tahun lalu, hanya otak-otak aja yang didapati mengandung bahan berbahaya. Sedangkan jenis makanan lain dinyatakan steril dari zat berbahaya. Jangan sampai ta’jil-ta’jil yang dikonsumsi masyarakat mengandung zat pengawet,” tuturnya. (Red-03)

Exit mobile version