BWJ: Kalau Ada Pusat Budaya Islam Yang Mau Berdiri di KEK, Silakan

PANDEGLANG, BantenHeadline.com – General Manager Banten West Java (BWJ), Widiasmanto membantah bahwa kehadiran Mongolian Culture Center (MCC) bukan untuk mengaburkan budaya Banten atau unsur Islami di Pandeglang. Justru sebaliknya, dengan adanya MCC bisa dijadikan sebagai stimulus untuk menarik investor dari negara lain dengan menampilkan kolaborasi budaya.

“MCC bukan merusak kebudayaan kita. Melainkan konsep mereka, tetap mementingkan kearifan lokal, seperti penggunaan bahan baku makanan dari daerah sekitar, bukan dipasok dari Mongolia,” ujarnya saat dikonfirmasi BantenHeadline.com, Rabu (3/5).

Apalagi sejauh ini kata Dia, baru bangsa Mongol yang berniat membangun pusat kebudayaan di KEK. Artinya, BWJ tetap membuka akses bagi negara lain andai ingin membangun hal yang sama di KEK.

“Intinya kami memberi akses kepada investor dari luar negeri. Kebetulan yang kami dapat salah satunya Mongolia. Tetapi tidak hanya membangun MCC, kalau sudah percaya nanti mereka akan berinvestasi lebih besar. Jika saja nanti ada negara lain yang ingin membangun pusat kebudayaan Islami, dipersilakan,” sambungnya.

Widiasmanto menilai, justru dengan adanya MCC, bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik mauoun asing, agar tidak perlu lagi keluar negeri jika hanya untuk menikmati budaya bangsa Mongol.

“Ini bisa menjadi salah satu daya tarik baru yang bisa dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing. Mengingat tingkat kunjungan ke KEK masih kecil. Jadi ini bukan satu-satunya cara, melainkan hanya salah satu cara. Destinasi di Bansel (Banten Selatan) banyak, tetapi kenapa banyak juga wisatawan Indonesia yang berlibur ke luar negeri?,” papar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pandeglang itu. (Red-02).

Exit mobile version