SERANG, BantenHeadline.com – Menjelang perayaan Natal tahun 2016, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang menerbitkan Siaran Pers, yang mengajak masyarakat Kota Serang untuk meningkatkan toleransi dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Toleransi dimaksud bagi umat islam, adalah menghormati umat kristiani yang menyelenggarakan natalan, dengan cara tidak mengikuti acara natalan tersebut dalam berbagai bentuknya, disertai umat kristiani juga harus menghormati umat beragama lain jangan diikut sertakan dalam natalan tersebut.
Berikut kutipan Siaran Pers yang dikirim oleh Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang yang juga Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Serang, Amas Tadjudin kepada BantenHeadline.com melalui pesan WhatsApp (WA), Rabu (14/12).
SIARAN PERS
Menjelang Perayaan Natal oleh umat Kristiani di Kota Serang Provinsi Banten, maka perlu disampaikan hal hal berikut :
(1) Menghimbau seluruh warga masyarakat Kota Serang untuk meningkatkan toleransi dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
(2) Toleransi dimaksud bagi umat islam adalah menghormati umat Kristiani yang menyelenggarakan Natalan, dengan cara tidak mengikuti acara Natalan tersebut dalam berbagai bentuknya, disertai umat Kristiani juga harus menghormati umat beragama lain jangan diikut sertakan dalam Natalan tersebut.
(3) Menghimbau kepada pimpinan gereja dan umat Kristiani agar menyelenggarakan upacara perayaan Natalan tersebut di Gereja masing masing, agar tidak menimbulkan dan memancing fitnah masyarakat yang tidak Natalan.
(4) Mendesak dan meminta pimpinan perusahaan seperti Matahari, Ramayana, Giant, Lottemart, Careffour, McD, dan pertokoan lainya untuk tidak MEMAKSA karyawannya yang beragama Islam memakai atribut Natalan, seperti topi, salib, kostum Santa Maria dan lain lain.
(5) Bagi Karyawan yang beragama Islam harus berani dan punya hak menolak menggunakan atribut Natalan tersebut.
(ttd Amas Tadjuddin/Sekretaris Umum MUI Kota Serang/FKUB Kota Serang).
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Amas mengaku, indikasi ajakan dan pemaksaan seperti yang disebut dalam Siaran Pers tersebut memang ada.
“Siaran Pers ini dibuat berdasarkan indikasi dan pengalaman dari beberapa peringatan Natal beberapa tahun sebelumnya, serta untuk mengantisipasi tindakan yang dikhawatirkan dapat merusak toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Kami tidak mau itu terjadi,” tegas Amas.
(Red – 05).